Arif Abdullah. Powered by Blogger.

Wednesday, 26 December 2012

Tag:

Selera Humor



Setelah membuat tawamu terbahak,
dan kau mengangkasa,
matamu berisi ribuan pelangi,
sedihmu adalah cium,
resahmu adalah peluk,
dan setelah aku menggilaimu,
mengikat hati untuk tidak dusta,
mencintai hingga renta,
pergi bedua-dua saja menelusuri dunia,
mendengarkan ribuan lagu-lagu galaksi,
mendaki puncak gunung,
membentuk rasi bintang,
terjun ke tengah-tengah laut,
menari,
berpusi,
terbang mengudara,
pelukan,
cumbuan,
sentuhan,
asmara,
air,
api,
tanah,
udara,
langit, dan semesta.

kemudian kisah cinta mengambilmu dariku untuk orang lain,
untuk jodoh yang tak pernah kau cintai selamanya,
namun tetap saja Tuhan mengatai kalian berjodoh,
dan aku harus mengerti,
karena memang begitulah selera humor Tuhan,
terlebih dalam naskah cinta yang Dia buat,

kini, kau tak ubahnya pemain monolog di atas pannggung penyesalan.
lakon tunggal yang kesepian.
---
beginikah rasanya penyesalan? begitu pahit. teramat sepi.

About hahhs

hari ini kau tidak boleh takut atau kelak 30 tahun lagi, ketika kau terbaring lemah di rumah sakit hari itu kau baru menyadari dan berkata "andai dulu aku tidak takut mungkin hidupku akan berubah".

2 comments:

  1. .^. sebuah keluarga palsu
    .^. semauanya serba palsu
    .^. rambut mereka rambut palsu
    .^. perhiasan yang mereka pakai, palsu
    .^. barang-barang yang mereka pakai ternyata juga palsu

    .^. kehidupan mereka adalah kehidupan palsu
    .^. janji mereka janji palsu
    .^. senyumnya juga senyum palsu
    .^. bahkan air matanya pun air mata palsu
    .^. palsu dan palsu

    .^. dari cinta yang palsu
    .^. kasih sayang mereka pun juga palsu
    .^. dan lahirlah anak-anak palsu
    .^. semua palsu
    .^. puisi ini juga puisi palsu
    Zuli.s

    ReplyDelete