Ziarah ke rumah nenek.
Sore, dini hari.
Dulu, kami serumah, nenek sring menyuruhku ambilkan ini dan itu. aq memenuhinya, sumbang senyum kecil dan berlari senang tanda bahwa aq benar-benar memenuhinya.
wktu itu nenek sdang sakit, meja yg menopangnya mlekat mnjadi tubuhnya. Nenek benar-benar hanya bisa duduk dan berbaring di atas meja panjang. Krna memang tak boleh lebih dari itu. Kata ibu, nenekku lumpuh. Iya, lumpuh dan trserang beberapa penyakit lain, begitu kata ibuku semusim lalu. Kasihan nenek. Ingatanku tentang nenek msih basah. Aq rindu nenek. Nenek aq sayang nenek..:')
sore, dini hari.
Warna keemasan di balik rumahq mendarat pelan. Hari akan sgera berputar, ohya, sehabis sholat ied kmarin aq belum smpat bertemu nenek. Nenek pasti menungguku utk mencium tanganya dan sprti biasa, nenek senang mencium keningku juga memainkan rambutku yg gak karuan. "yo dicukur toh nak, kan lebih cakep" itu suara nenek dstiap hari raya, biasanya stlah itu nenek memberiku uang supaya aq mau dicukur.
sore, dini hari.
aq bergegas membelah cahaya keemasan menuju rumah nenek. Tak ada yg tau, ibuq di dpan rumah menyaksikan aktfitas sisa-sisa hari kemenangan. Smua org rumah entah kemana. Segera aq mengambil langkah dgn berpakaian biasa.
"assalamualaykum", tak ada suara dari dalam. "Nek? Assalamualaykum.." Nenek tak menjawab. Tidur neneku memang bgini. begitu nyenyak. biarlah aq diluar saja. Aq tak mengetok pintu krna memang dirumah nenekku tak ada pintu. Spertinya nenek tak ada di dalam, mungkin beliau pamit kmudian hanya meninggalkan kain putih, baju yg kelak aq juga harus memakainya syarat bertemu nenek.
hei, warna merah keemasan knapa kau meneteskan air mata? Ternyata Ufuk melihatku yg sedari tadi duduk di dpan rumah nenek. Aku kan menunggu nenek? Aq tau nenek didalam, "nek..maaf arif gak bwain nenek apa-apa, nenek didalam kan?" tak ada suara. "nek, arif mau cium tangan nenek" sepi, tak terdengar suara apapun dari dlam rumah "nek, arif sudah cukur rambut lho, arif gak mau punya rmbut panjang lagi nek" sunyi, ada yg mendanau di kedua mataku.
Tringat smua kenangan yg hidup ktika aq kecil dgn beliau. Semuanya. Udara sore ini trasa sulit masuk ke dlam paru-paru. Antara bernafas dan meneteskan sesuatu yg lama skali aq rindukan. sejenak aq teringat sebuah cerita dari langit masa kecilku ketika aku mengaji di surau, kurang lebih maksudnya begini:
Dia tidak mati dan tidak hidup, tpi dia ada. Ada di dlam tanah yg sempit dan tak enak. Ada yg hancur lebur ada pula yg lengkap, utuh. Dan didalam tanah itu salah satu dari bgian tubuhnya sdang brada dlam perjalanan ribuan tahun lamanya. Dia trus berjalan ingin hidup kembali. Ingin abadi, sebuah keabadian yg sangat panjang. Dia adalah bagian tubuh yg mencari tubuhnya sndri. Mencari tulang belakang, tulang ekor. Deminya sisa-sisa tubuh itu berjalan ribuan tahun di dalam gelap tanah yg tak enak. Tetapi tak apa, Krena hanya dari tulang ekor tersebut manusia akan abadi..
senja sudah pamit, langit brubah warna, ada yg basah di kedua pipiku. Benar-benar basah. Aq menghapusnya, tak ingin nenekku melihat cucunya yg nakal trnyata cengeng. Kakiku sprti dihimpit dua gunung. Aq tak kuat berdiri. dunia meringkusku. aq pun pamit pada siapapun yg menjaga nenek dan rumah beliau. Pulang dgn membawa bingkai cerita tentang sosok nenek bebrapa tahun yg lalu. Aku rapikan, aku jaga bekas pelukanya.
pulang,
sesekali aku menoleh. Berharap mlihat wajah beliau trsenyum pada cucunya yg berkunjung sore ini, rindu tebal.
Mohon maap lahir batin, nenek..:)
Caco Aa, sore ini langit terlalu dekat, bumi terasa susah bernafas.
About hahhs
hari ini kau tidak boleh takut atau kelak 30 tahun lagi, ketika kau terbaring lemah di rumah sakit hari itu kau baru menyadari dan berkata "andai dulu aku tidak takut mungkin hidupku akan berubah".
bagus banget..
ReplyDeleteharu biru nihh :'( .